Pages

ALBUM

Senin, September 26, 2011

Kawah Putih

ditulis oleh : setyo ari kusmawan

Wilayah Kabupaten Bandung memiliki banyak tempat wisata yang menawarkan pemandangan yang indah beserta legenda-legenda yang menarik. Salah satunya adalah Kawah Putih terletak di Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung atau Bandung Selatan. Di kawasan ini terdapat objek wisata menarik lainnya yaitu Danau /situ patengan, pemandian air panas walini dan cimanggu.

Kita ulas mengenai kawah putih, karena perjalanan saya kali ini ke taman wisata kawah putih Bandung. Kawah Putih adalah sebuah danau kawah dari Gunung Patuha dengan ketinggian 2.434 meter di atas permukaan laut dengan suhu antara 8-22°C. Di puncak Gunung Patuha itulah terdapat Kawah Saat, saat berarti surut dalam Bahasa Sunda, yang berada di bagian barat dan di bawahnya Kawah Putih dengan ketinggian 2.194 meter di atas permukaan laut. Kedua kawah itu terbentuk akibat letusan yang terjadi pada sekitar abad X dan XII silam. Kawah Putih ini terletak sekitar 46 km dari Kota Bandung.

Legenda Kawah Putih

Gunung Patuha konon berasal dari nama Pak Tua atau ”Patua”. Masyarakat setempat sering menyebutnya dengan Gunung Sepuh. Dahulu masyarakat setempat menganggap kawasan Gunung Patuha dan Kawah Putih ini sebagai daerah yang angker, tidak seorang pun yang berani menjamah atau menuju ke sana. Konon karena angkernya, burung pun yang terbang melintas di atas kawah akan mati.

Misteri keindahan danau Kawah Putih baru terungkap pada tahun 1837 oleh seorang peneliti botanis Belanda kelahiran Jerman, Dr. Franz Wilhelm Junghuhn (1809-1864) yang melakukan penelitian di kawasan ini. Sebagai seorang ilmuwan, Junghuhn tidak mempercayai begitu saja cerita masyarakat setempat. Saat ia melakukan perjalanan penelitiannya menembus hutan belantara Gunung Patuha, akhirnya ia menemukan sebuah danau kawah yang sangat indah dan kemilau. Sebagaimana halnya sebuah kawah gunung, dari dalam danau keluar semburan aliran lava belerang beserta gas dan baunya yang menusuk hidung dan sampai saat ini bau belerang masih sangat kuat. Dari hal tersebut terungkap bahwa kandungan belerang yang sangat tinggi itulah yang menyebabkan burung enggan untuk terbang melintas di atas permukaan danau Kawah Putih.

Karena kandungan belerang di danau kawah tersebut sangat tinggi, pada zaman pemerintahan Belanda sempat dibangun pabrik belerang dengan nama Zwavel OntginingKawah Putih’. Kemudian pada zaman Jepang, usaha tersebut dilanjutkan dengan nama Kawah Putih Kenzanka Gokoya Ciwidey yang langsung berada di bawah penguasaan militer Jepang.

Sudah 2 kali saya ke kawah putih ini, yang pertama dengan teman-teman kantor disaat musim pancaroba dan kedua dengan keluarga ibu Indrayati Dudy Supriadi dari Jakarta. sampainya di kawah putih, saya pun tak lupa untuk mengambil spot-spot panorama yang sangat indah ini, begitu luar biasanya pemandangan hebat alam ciptaan Tuhan ini, air kawah yang hijau kemilau. Rasa syukur nikmat saya panjatkan karena masih diberi kesempatan untuk menikmati alam raya indonesia yang tak kalah oleh negara manapun. Dari kedua kunjunganku, jika ingin ke kawah putih saya pribadi menyarankan di saat musim pancaroba setelah musim Hujan, dimana air kawahnya sangat indah dan apabila anda berkunjung disaat kemarau air kawah akan surut tapi tidak mengurangi keindahan kawah putih. Saking indahnya kawah putih ini, sering di jadikan obyek foto pre wedding dan pembuatan film.

Jika masih ada bapak yang bermain kecapi ini, kita akan disuguhi alunan musik khas sunda, mengiringi kita untuk menikmati alam yang lestari. Mari teman-teman kita nikmati pesona alam indonesia kita.

Untuk menuju ke kawah putih, pengunjung dari Jakarta dapat melewati tol Cipularang terus menuju pintu keluar tol Kopo, ambil kanan menuju Soreang dan ke kota Ciwidey.

Transportasi Umum

jika menggunakan umum untuk menuju Ciwidey dari Bandung dapat ditemui di Terminal Leuwi Panjang. Setelah sampai di Kota Ciwidey maka perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan angkutan pedesaan tujuan Situ Patengan. Angkutan pedesaan yang menuju Situ Patengan ini melintasi objek-objek wisata yang ada di kawasan Ciwidey yaitu Perkebunan Strawberry, Kawah Putih, Ranca Upas, & kolam renang air panas Cimanggu. Untuk dapat menjelajahi dan menikmati keindahan alam kawasan Ciwidey dan sekitarnya rasanya tidak cukup hanya satu hari.

Terima kasih saya ucapkan kepada :

  1. Teman-Teman PT. Gerlad Dean Mandiri 2008 yang ikut touring ke kawah putih yang masih bekerja maupun yang sudah tidak bekerja lagi di PT. Gerald Dean Mandiri.
  2. Keluarga ibu Indrayati Dudy Supriadi dari Jakarta.

Sebagai informasi saat ini sbb;

Harga Tiket Masuk :

1 orang : Rp. 25.000 (jika menggunakan kendaraan yang disediakan oleh obyek wisata ke atas-PP sudah termasuk tiket)

Jika menggunakan kendaraan pribadi, dikenkan mobil: Rp. 150.000 + Rp. 15.000/orang.

Harga suatu saat bisa berubah, silahkan kalo yang mau update Harga tiket masuk di komentar...terima kasih..

Kamis, September 22, 2011

Karimun Jawa - The Dazzling Paradise

ditulis oleh : setyo arie kusmawan

Panorama alam laut di Indonesia sangatlah indah nan elok tidak kalah dengan wisata luar negeri salah satunya adalah Pulau Karimun Jawa, Karimun Jawa termasuk wilayah kabupaten Jepara Jawa Tengah. Untuk bisa sampai pulau karimun jawa harus ke pelabuhan Kartini Jepara terlabih dahulu dan menyeberang 6 jam menggunakan kapal feri Muria. Untuk jadwal kapal ini tidak tentu atau menyesuaikan jadwal dari pihak departemen perhubungan laut, ada juga kapal cepat Kartini, ini biasa operasi 2 kali dalam seminggu dapat ditempuh 2 jam dari pelabuhan kartini dan 4 jam dari pelabuhan tanjung mas Semarang jadwal juga menyesuaikan.

Jika kita menumpang kapal Muria, dengan waktu yang sangat panjang siap-siap saja kita mabuk laut apabila kita tidak biasa dalam perjalanan laut. Dalam perjalanan 6 jam sesampainya di dermaga karimun jawa kita akan di pertontonkan ikan lumba-lumba yang mengikuti kapal feri dan pantai dermaga karimun jawa yang sangat jernih.

Aku menginap di home stay Srikandi, saya bersama teman home stay berburu sunset di pantai Ujung Gelam dengan menaiki sepeda motor dengan jarak tempuh 6 km dari home stay.

Saya informasikan untuk penerangan di Pulau Karmun Jawa menggunakan PLTD (pembangkit listrik tenaga diesel) bantuan dari pemerintah jepara, mulai pagi jam 6 sampai jam 5 sore listrik akan padam dan akan menyala kembali pada malam hari. Kecuali hotel-hotel yang menggunakan alat penerangan sendiri.


Ke esok harinya saya dan kawan home stay menuju dermaga wisata laut, karena saya tidak ikut wisata Paket saya mencari guide untuk bergabung dengan wisata lainnya, akhirnya kami bisa berkeliling pulau sekitar karimun yang dituju pertama adalah pantai barat Pulau Menjangan Kecil.

Hanya kalimat Luar Biasa yang keluar dari mulut saya, sangat indah batu karang yang ada di pulau ini, sebagian besar adalah hard coral, kita melakukan snorkeling dan bergaya untuk foto underwater. Setelah puas kami melanjutkan ke Pulau Cemara Besar disini lagi-lagi disuguhi panorama yang sangat indah nan cantik pasir putih yang lembut dan air laut yang sangat jernih sekali tak sabar saya langsung menyeburkan diri. Saya bergerak untuk mengambil beberapa spot-spot alam yang cantik untuk ber foto ria. Untuk sesi selanjutnya guide dan pemilik kapal menyiapkan keperluan makan siang, dengan menu bakar ikan barak kuda yang sudah disiapkan oleh pemilik paket wisata sungguh luar biasa.

Selesainya makan siang di pulau cemara besar, kapal kita menuju pulau gosong saya pun heran kenapa bisa disebut pulau gosong cemara menurut penjelasan guide karena pulau ini sebuah gundukan tidak ada tumbuhan/pohon yang ada hanya terumbu karang. Disini lebih-lebih luar biasa terumbu karangnya, lagi-lagi kami snorkeling dan menikmati alam bawah laut yang sungguh sangat mempesona. Setelah puas menikmati terumbu karang bawah laut kapal kami menuju pantai ujung gelam disana banyak tenda-tenda biru penjual es kelapa muda dan yang lainnya, jika ingin menikmati sunset disinilah tempatnya, karena saya dan teman sudah menikmati sunset akhirnya diputuskan perjalan kita lanjutkan ke penangkaran Hiu, disitu kita bisa berenang dengan ikan Hiu muda. Setelah selesai kami pun pulang untuk kembali ke home stay karena waktu sudah petang.

Malam itu kami menikmati pulau karimun jawa dengan masyarakat yang ramah, kami menuju alun-alun untuk mencari makan malam dan belanja baju atau aksesories lainnya untuk oleh-oleh, setelah itu kami istirahat untuk persiapan ke esokkan harinya.


Pagi yang cerah untuk petualangan laut dilanjutkan, sasaran kami adalah pantai timur. Dengan beberapa team kami menuju pulau gosong, pulau gosong ini berbeda dengan pulau gosong yang di cemara, tidak ada pohon akan tetapi kelokan pasir putih nan elok ditengah-tengah laut menjadikan decak kagum tiada hentinya aku untuk memuji kebesaran Tuhan. Perjalan ini kita tempuh 1,5 jam dengan ombak yang cukup besar. Setelah kami menikmati lekukan pasir putih dan batu karang perjalanan dilanjutkkan ke pulau tengah untuk makan siang. Setalah itu kami melanjutkan ke pulau kecil untuk snorkeling lagi, disini air lautnya kurang jernih dan terumbu karangnya besar-besar. Setelah puas semuannya kita kembali ke dermaga wisata untuk kembali ke home stay dan bersiap-siap untuk kembali pulang.

Walau sebenarnya saya kurang untuk melakukan wisata laut disini karena masih banyak spot-spot lain yang belum dikunjungi seperti wisma apung, resort nirwana, makam sunan nyemplungan dll. tapi waktu jualah yang memisahkan keagungan alam ini dan diri saya. Mudah-mudahan suatu saat nanti aku akan kembali ke Karimun Jawa dengan penuh Pesona.

Saya banyak mengucapkan terima kasih kepada teman-teman;

- Keluarga Widyastomo dari Jakarta

- Kawan Dion, Hendra dan temannya dari Jakarta

- Kawan Aditya Gema Akbar dan Wandi dari semarang dan jogyakarta

- Kawan Eko, Hendra dan Lala dari Bali

- Kawan BramAditya dari Jakarta

- Tak lupa guide kami Mas Zhainudin alias mas Kebo.

Rabu, September 07, 2011

Mentari Karimun

oleh : setyo arie kusmawan

Kumenanti indahnya matahari sembunyi dan menghilang ditelan bumi…

Gemericik ombak pantai menghantar kenangan dalam imajinas...

Pesonamu membuat jantungku berdecak kencan...

Merah merona wajahmu diselimuti awan-awan…

Hembusan angin timur menandakan cinta mentari pada kuasa illahi...

Akankah aku akan dapat lagi menikmati mentari yang telah menari Rata Penuh

Akankah aku dapat memiliki seribu kenangan di alam karimun yang elok ini

Akankah aku dapat memeluk lembutnya pasir putih di pulau cemara yang asri

Penantian ini adalah seni dalam sebuah arti untuk damainya sebuah hati…..

Kamis, Juli 14, 2011

Melepaskan Keinginan

Ditulis oleh : Dian Sarastuti

Allah Tuhanku yg Maha Mengerti...
Berikanlah aku keikhlasan
Melontar bayangannya jauh ke dada langit
Hilang bersama senja nan jingga

Ya Allah yg tercinta...
Gantikanlah yg telah hilang
Tumbuhkanlah kembali yg telah patah
Jangan Engkau biarkan aku sendirian
Di dunia & di akhirat

Ya Allah Tuhanku yg Maha Baik Hati...
Pasrahkanlah aku dg takdirmu
Sesungguhnya apa yg telah Engkau takdirkan adalah yg terbaik untukku karena Engkau Maha Mengetahui...

Sabtu, Juli 09, 2011

Vacation Green Canyon & Batu Karas Beach

ditulis Oleh : Setyo arie kusmawan
Pangandaran adalah obyek wisata pantai sangat indah salah satu di Negara Indonesia letaknya di provinsi Jawa Barat kurang lebih 6 jam perjalanan darat dari Kota Bandung.

Sudah 3 kali saya ke pantai Pangandaran yang saya kunjungi selalu pantai Timur pangandaran tempat Hotel saya menginap, melihat nelayan menjala ikan dan Pantai Barat yang biasanya kita bermain ombak dan untuk manaiki perahu keliling Cagar alam, cagar alam suatu hutan lindung sebagai tempat penelitian jika anda mau masuk ke hutan lindung disambut pasukan kera lucu-lucu yang minta makanan dan didalam kita bisa menemui gua dan sebuah peninggalan peradaban.

Untuk perjalanan saya kali ini beralih wisata yang sungguh luar biasa, dari pangandaran kurang lebih 1,5 jam perjalanan saya tempuh, yang saya tuju adalah Green Canyon. Disinilah pertama kali saya sangat takjub melihat panorama alam yang sungguh-sungguh luar biasa, dari pintu masuk Green canyon kita menaiki sebuah perahu menuju tebing hijau kurang lebih 15 menit untuk bisa menikmati air yang sejuk dan sungai diapit oleh tebing-tebing hijau yang mengeluarkan air seperti hujan rintik-rintik, Saya menyewa pelampung untuk berenang agar bisa sampai ke batu payung, kenapa dibilang batu payung karena batu itu berbentuk payung, disitulah kita bisa melompat dari atas batu payung ke sungai green canyon. Sungguh sangat puas saya bisa menikmati panorama alam ciptaan tuhan.

Ke esokan harinya yang saya tuju adalah pantai Batu Karas, pantai batu karas tidak jauh dari wisata Green Canyon kurang lebih 30 menit dari green canyon. Setelah sampai parkir pantai batu karas saya di suguhi pantai yang sangat indah, banyak permainan disana ada banana boat dan bermain selancar. Banyak wisatawan asing saya temui disana mulai dari singapura, australia dan banyak lagi terutama wisatawan domestik seperti saya. Pantai batu karas ini biasa disebut dengan pantai Kuta kecil, karena ombak yang begitu bagus untuk bermain surfing. akan tetapi diwilayah pantai ini jika malam sangat sepi karena hotel dan penginapan serta restoran yang masih sedikit tidak seperti pantai barat pangandaran. Walaupun begitu saya sangat menyukai pantai batu Karas ini ketimbang pantai pangandaran. Suatu saat saya akan berkunjung lagi di pantai ini untuk bermain dan berlatih surfing. Ternyata begitu indah tempat wisata pantai di negeri ini.

Selasa, Juni 14, 2011

Sosialisme ala Lula

Ditulis Oleh : Budiman Sudjatmiko

Anggota F-PDIP DPR

Pembina Parade Nusantara

(Persatuan Rakyat Desa Nusantara)

Saat saya menemui Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva di kantor barunya, Instituto da Cadadania atau Institut Warga Negara di Sao Paulo, 23 Mei petang lalu, karismanya terpancar dari kebersahajaannya.

Saat itu Lula didampingi Luiz Dulci mantan Menko Ekonomi Politik dan sekjen Partai Pekerja. Luiz Inacio da Silva (Lula) adalah presiden yang prestasi-prestasinya selama memimpin Brasil diakui lawan-lawan politiknya dan dunia. Sebagai tokoh Sosialis dia dihormati oleh aktivis-aktivis gerakan sosial dalam Forum Sosial Dunia dan dikagumi pebisnis dalam Forum Ekonomi Dunia.

Mematahkan Mitos

Dalam diskusi selama sekitar 1,5 jam, Lula dan Luiz menjelaskan bahwa apa yang coba diraih oleh Lula selama dua periode pemerintahannya adalah melakukan transformasi sosialis secara progresif dan tidak dogmatis. Itu adalah arah pembangunan nasioanl yang baru bagi Brasil. Mantan pemimpin buruh ini mencoba mematahkan mitos-mitos neoliberalisme yang selama ini dipegang oleh Pemerintah Brasil sebelumnya.

Dengan bahasa yang mudah dicerna, Lula dan Luiz menjelaskan sejumlah mitos neoliberal. Diantara mitos-mitos tersebut adalah bahwa pemerintah harus mendorong lebih banyak ekspor karena susah bersandar pada daya beli masyarakat Brasil (pasar domestik) yang rendah. Untuk memetahkan mitos tersebut, Lula mencoba mengembangkan ekspor sekaligus mengembangkan pasar domestik.

Hal ini dilakukan Lula dengan mendorong bank-bank milik Negara memberi lebih banyak kredit bagi perusahaan pertanian besar dengan bunga rendah 3 persen pertahun dengan sanksi yang tegas jika tidak melunasinya. Hasilnya adalah mereka jadi lebih produktif dan kompetitif mengekspor produk pertanian ke luar negeri.

Dipihak lain sebagai pemerintah yang berkomitmen meningkatkan harkat masyarakat miskin, khususnya kalangan petani (sekitar3,5 juta keluarga tani miskin), bank-bank Negara juga di dorong memberikan kredit tetapi dengan bunga negatif. Bunga negatif berarti petani-petani miskin bisa membayar utang dalam jumlah kurang dari kredit yang diterimanya. Dengan demikian diharapkan petani menengah kebawah bisa lebih produktif.

Dampak dari kebijakan ini, sekarang 70 persen kebutuhan pangan masyarakat Brasil dipenuhi oleh petani-petani menengah ke bawah. Sebagai konsekuensinya selama dua periode pemerintahannya, Lula berhasil membebaskan 24 juta rakyat Brasil dari garis bawah kemiskinan dan mengangkat 35 juta kelas menengah baru. Bahkan selama periode kedua pemerintahannya kelas menengah bertambah 10 persen per tahun.

Meski demikian pemerintahan Lula juga tetap mengakomodasi sekstor swasta dalam membangun perekonomian Brasil. Beberapa BUMN strategis seperti Petrobas (minyak) atau Bank Brasil dimasukkan ke bursa efek :49 persen sahamnya diperdagangkan dan 51 persen tetap dikuasai pemerintah. Ini telah memungkinkan Bursa Efek Brasil (bovespa) menjadi referensi penting di Amerika Latin. Ada juga mitos lain seputar inflasi dan pertumbuhan ekonomi di era pemerintahan sebelumnya. Mitosnya adalah bahwa perekonomian Brasil tidak boleh tumbuh lebih dari 2 persen agar inflasi bisa dikendalikan.

Luis Dulci selaku mantan Menko Ekonomi Politik pada era Lula menjelaskan bahwa Lula berhasil memacu pertumbuhan 4 persen sampai dengan 5 persen per tahun-bahkan pada tahun 2010 bisa mencapai 7 persen-dengan angka inflasi yang tercatat terendah dalam dalam sejarah Brasil : 4 persen. Padahal saat Lula baru mengambil alih kekuasaan dari pemerintah sebelumnya pada tahun 2002, dia diwarisi inflasi hingga 16 persen.

Tentu tak semuanya kisah tentang sukses. Lula mengakui bahwa ada satu kegagalan yang sangat strategis selama dua periode pemerintahannya. Kegagalan yang dia maksud adalah saat mengajukan RUU Pajak Progresif. RUU ini mewajibkan masyarakat kelas atas membayar pajak dengan dengan persentase yang lebih tinggi atas pendapatannya. Kegagalan ini disebabkan Partai Pekerja dan Partai Sosialis yang mendukungnya diparlemen hanya menguasai 30 persen kursi sehingga kalah voting.

Seandainya RUU ini lolos diharapkan Brasil memiliki sumber pendanaan bagi lebih banyak proyek sosial untuk rakyat miskin, membeli mayoritas saham perusahaan-perusahaan asing dan juga membeli tanah-tanah perkebunan luas milik swasta untuk di distribusikan kepada petani miskin.

Bantuan Tunai

Meski RUU Pajak Progresif tersebut tidak lolos rakyat miskin tetap bisa ditolong, saat Lula menggenjot program bantuan langsung tunai sebagai bagian dari Program Bolsa Familia. Dalam program ini setiap keluarga miskin diberi kartu ATM untuk mengambil uang tunai tersebut sehingga transaksinya tercatat secara elektronik.

System ini diharapkan bisa mencegah penyalahgunaan politik atau kekacauan distribusi. Namun, agar program bantuan langsung tunai itu sungguh-sungguh bisa menopang kesejahteraan rakyat, keluarga penerima bantuan langsung tunai diwajibkan menyekolahkan anak-anaknya dan rajin memeriksa kesehatan mereka di pusat-pusat kesehatan masyarakat. Keduanya Cuma-Cuma. Jika gagal memenuhi syarat ini, keluarga tersebut akan dikeluarkan dari program bantuan langsung tunai.

Lula (yang harus meninggalkan diksusi lebih dulu karena melewati waktu yang dijadwalkan) bercerita kepada saya dengan bergairah. Dari penuturannya, saya menangkap kerinduan Lula pada negerinya dan dunia yang lebih baik.

Terlepas dari kelebihan dan kekurangannya, guru yang terpercaya bagi pegiat politik muda seperti saya adalah seorang tua yang sudah mempertanggungjwabkan tugas-tugas mulianya. Lula sekarang banyak menghabiskan waktu untuk berkeliling Brasil dan dunia untuk berceramah.

Sesekali pada akhir pekan dia menonton sepak bola Liga Brasil dengan berpanas-panas di tribune kelas ekonomi bersama rakyat biasa yang ia cintai. Sebelum berpisah, Lula menyampaikan salam hangatnya untuk semua pembaru sosial di Indonesia. Muito prazer em conhece lo, Presidente Lula.

Jumat, Juni 03, 2011

Sosok "Ahmad Fuadi"

Ditulis oleh : Setyo Arie Kusmawan

Ahmad Fuadi, lahir di Maninjau Sumatera Barat 30 Desember 1972 adalah seorang Penulis Novel Trilogi 5 Menara yang sangat fenomenal, pekerja sosial serta mantan wartawan Tempo dari Indonesia. Penerima 8 beasiswa keluar negri, anak seorang guru agama sekolah dasar yang kehidupanya sangatlah sederhana atau dibilang miskin. Seumur hidupnya ahmad fuadi tidak pernah menginjakkan kakiknya diluar ranah minangkabau. Masa kecilnya dilalui dengan berburu durian runtuh di hutan Bukit barisan, main bola di sawah dan mandi di air biru Danau Maninjau.

Tiba-tiba Ahmad Fuadi harus melintasi pegunungan Sumatera menuju sebuah desa di pelosok Jawa Timur di Ponorogo. Ibunya menginginkan ahmad fuadi menjadi Buya Hamka (tokoh muhammadiah yang disegani di Sumatera) walau Ahmad Fuadi ingin dirinya sebagai BJ. Habiebie dengan setengah hati Ahmad Fuadi mengikuti perintah ibunya belajar di Pondok Pesantren Modern Gontor di jawa Timur.

Ahmad Fuadi sangat terkesima dengan mantra sakti “man jadda wajada, siapa yang bersungguh-sungguh pasti sukses”. Dibawah menara masjid ahmad fuadi dan teman-temanya sambil menunggu adzan maghrib menatap awan lembayung yang berarak ke ufuk, awan-awan itu menjelma menjadi Negara dan Benua Eropa sebagia impian Ahmad Fuadi dan teman-temannya. Kemanakah impian itu akan mereka bawa? Mereka tidak tahu yang mereka tahu adalah : jangan pernah remehkan impian/cita-cita, walau setinggi apapun impian/cita-cita, Tuhan sungguh maha mendengar.

Setelah lulus dari Pondok Modern Gontor, Ahmad Fuadi sudah bisa 2 bahasa, bahasa Arab dan Inggris. Impianya tinggi betul, ingin belajar di Institut Teknologi Bandung seperti bapak BJ. Habiebie dan sekolah di Amerika. Dengan semangat yang membara Ahmad fuadi pulang kampung ke Maninjau dan tak sabar ingin kuliah. Namun kawan karibnya Randai meragukan kemampuan Ahmad Fuadi lulus UMPTN dan Ahmad Fuadi sadar betul ada satu hal penting yang dia tidak punya yaitu ijasah SMA. Bagaiman mungkin mengejar cita-cita setinggi langit tanpa ijazah.? (karena di pondok pesantren tidak diberi ijazah formal SMA). Ahmad Fuadi mendobrak rintangan berat dengan mengikuti ujian untuk mendapatkan Ijazah SMA dengan susah payah setiap hari belajar dari buku-buku pinjaman kawan karibnya Randai akhirnya Ahmad Fuadi lulus menadapatkan Ijasah SMA. Rintangan ini belum juga reda badai lain menggempurnya Ahmad Fuadi harus ikut UMPTN agar bisa masuk kampus yang di cita-citakan di ITB (institute Teknologi Bandung) dan ternyata Ahmad Fuadi gagal masuk ITB dan akhirnya diterima di UNPAD (universitas padjadjaran).

Ahmad Fuadi berangkat ke kota Bandung untuk meneruskan kuliah, dengan biaya dari hasil bapaknya menjual sepeda motor kesayanganya (motor keluaran tahun70’an), yang dituju adalah tempat kawanya Randai yang lebih dulu masuk ITB,mereka satu kos di daerah tubagus ismail. Rintangan mulai datang kembali disaat ayahnya meninggal dunia, hidupnya mulai sulit jangankan untuk membayar uang kuliah untuk makan sehari-hari saja tidak bisa, Ahmad Fuadi mulai berjualan dari alat-alat rumah tangga hingga menjadi sales kecantikan bahkan dia sempat bertanya-tanya “sampai kapan aku harus teguh bersabar menghadapi semua cobaan hidup ini” hampir saja dia menyerah. Rupanya mantra “man Jadda wajada saja tidak cukup dalam memenangkan hidup, Ahmad Fuadi ingat mantra kedua “man shabra zhafira, siapa yang sabar akan beruntung. Ahmad fuadi mulai menulis artikel di Koran Bandung, dan artikelnya dimuat di sebuah Koran dengan senangnya ahmad fuadi mendapat honor dan keinginanya mentraktir teman-temanya alangkah malunya karena honor yang diterima hanya Rp. 15.000,- tidak cukup mentraktir Untuk mentraktir teman-temanya, ahmad fuadi selain menulis artikel di Koran-Koran tak lupa dia meluangkan waktu hidupnya untuk mengajar anak-anak tidak mampu di area TPAS (tempat pembuangan akhir sampah) di daerah bandung.

Ahmad Fuadi yang selalu tak pernah menyerah akhirnya tulisan-tulisanya sudah menjadi langganan Koran bandung. Berbekal kedua mantra tersebut dia songsong badai hidup satu persatu.

Ahmad fuadi mengkuti test program pertukaran pemuda antara Indonesia dan kanada dan awal mula ahmad fuadi menjadi duta muda bangsa ke kanada. Terwujud sudah impianya untuk pergi ke benua Amerika sebuah awal untuk ke benua eropa lainya. Sebuah tekad untuk meraih mimpi yang menjadi sebuah kenyataan dengan ketekunan, usaha keras dan kesabaran. Semoga menjadi inspirasi pembaca untuk lebih maju, mandiri dan membangun.

Pendidikan

- KMI Pondok Modern Gontor, Ponorogo (1988-1922)

- Program Pendidikan Internasional, Canada World Youth, Montreal Kanada (1995-1996)

- National University of Singapore studi satu semester (1997)

- Universitas Padjadjaran Jurusan Hubungan Internasional (September 1997)

- The George Washington University, Washington DC, MA dalam media and Public Affairs (Mei 2001)

- Royal Holloway, Universitas London, Inggris, MA dalam Medi Arts (September 2005)

Penghargaan dan Beasiswa

- SIF-ASEAN Visiting Student Fellowship, National University of Singapore Indonesian Cultural Foundation Inc Award, 2000-2001

- Columbus School of Arts and Sciences Award, The George Washington University The Ford Foundation Award 1999-2000

- CASE Media Fellowship, University of Maryland, Collage Park 2002

- Beasiswa Fulbright, Program Pascasarjana The George Washington University1999-2000

- Beasiswa British Chevening, Program Pascasrjana, University of London 2004-2005

Jumat, April 29, 2011

Menapak Kampung Naga

Manapak Kampung Naga

Ditulis oleh: Setyo Arie Kusmawan

Perjalanan kali ini adalah Kampung Naga, sebuah Kampung yang masih mempertahankan budaya leluhur ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu, perjalanan saya lakukan dengan mengendari kendaraan umum. Tujuan pertama adalah terminal bus Cicaheum Kota Bandung dengan jurusan Kota Garut, setelah sampainya di Garut mencari Bus jurusan Tasikmalaya. Jarak tempuh dari kota Garut ke Kampung Naga jaraknya 26 kilometer, Kampung Naga ini secara administratif berada di wilayah Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat. Lokasi Kampung Naga tidak jauh dari jalan raya yang menghubungkan kota Garut dengan kota Tasikmalaya, Kampung ini berada di lembah yang subur, dengan batas wilayah, di sebelah Barat Kampung Naga dibatasi oleh hutan keramat karena di dalam hutan tersebut terdapat makam leluhur masyarakat Kampung Naga. Di sebelah selatan dibatasi oleh sawah-sawah penduduk, dan di sebelah utara dan timur dibatasi oleh Ci Wulan (Kali Wulan) yang sumber airnya berasal dari Gunung Cikuray di daerah Garut.

Tanah yang subur

Untuk mencapai Kampung Naga dari arah Jalan Raya Garut-Tasikmalaya harus menuruni tangga (kira-kira 100 s/d 300 anak tangga) yang sudah di tembok (Sunda : sengked) sampai ke tepi sungai Ciwulan dengan kemiringan sekitar 45 derajat dengan jarak kira-kira 500 meter. Kemudian melalui jalan setapak menyusuri sungai Ciwulan sampailah kedalam Kampung Naga. Bentuk permukaan tanah di Kampung Naga berupa perbukitan dengan produktivitas tanah bisa dikatakan subur. Luas tanah Kampung Naga yang ada seluas satu hektar setengah, sebagian besar digunakan untuk perumahan, pekarangan, kolam, dan selebihnya digunakan untuk pertanian sawah yang dipanen satu tahun dua kali.

Arsitektur Kampung Naga

Bentuk rumah masyarakat Kampung Naga sangat artistik menggunakan rumah panggung, bahan rumah dari bambu dan kayu (tahan gempa). Atap rumah terbuat dari daun nipah, ijuk, atau alang-alang, lantai rumah terbuat dari bambu atau papan kayu. Rumah menghadap kesebelah utara atau ke sebelah selatan dengan memanjang kearah Barat-Timur. Dinding rumah dari bilik atau anyaman bambu dengan anyaman sasag. Rumah tidak boleh dicat, kecuali dikapur atau dimeni. Bahan rumah tidak boleh menggunakan tembok, walaupun mampu membuat rumah tembok atau gedung (gedong). Daya tarik Kampung Naga terletak pada kehidupan yang unik dari komunitas yang terletak di Kampung Naga tersebut. Kehidupan mereka dapat berbaur dengan masyarakat modern, beragama Islam, tetapi masih kuat memelihara Adat Istiadat leluhurnya. Selain itu tumpukan batu yang tersusun rapi dengan tata letak dan bahan alami merupakan ciri khas gara arsitektur dan ornamen Perkampungan Naga.

Bersama Kepala Adat Kampung Naga Bapak Ade Suherlin

Bersama kang Cahyan sang Pemandu

Setelah sampainya di Kampung Naga saya bertemu dengan 3 teman dari Dosen muda FISIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya untuk melakukan sebuah penelitian, saya pun bergabung untuk mendapat informasi dari wawancara dengan Kepala Adat Kampung Naga Bapak Ade Suherlin, kami berbincang-bincang sebuah balai pertemuan /Aula. Banyak pelajaran yang saya peroleh dari budaya Kampung Naga, adanya peran lembaga adat adalah berkaitan adat budaya karuhun nenek moyang yang di turunkan yaitu pola hidup masyarakat adat adalah hidup bersama alam bukan hidup dialam.

Warga Kampung Naga

Selain itu kami meyakini Budaya bukan pariwisata, karena Budaya adalah tuntunan bukan tontonan, Kampung Naga berkewajiban melestaraikan budaya, merawat dan menjaga berkewajiban mewarisan leluhur serta mendidik anak bangsa dari budaya. Perilaku hidup kami bersama alam, alam bukan untuk ditaklukkan dan tidak untuk di taklukan, alam tidak membuat bencana dan merusak yang merusak adalah ahklak, ini yang akan kami wariskan. Kami tidak membeda-bedakan, karena budaya mengajarkan sebuah perbedaan dan beda itu warna sebuah kehidupan serta beda itu sangat indah. Kami mempunyai sebuah keyakinan yang mangatur ahklak yaitu 3 (tiga) tuntunan : Budaya itu Falsafah, Agamais itu Kitab Nasionalis itu Undang-undang.

Pak Maun ketua Punduh membuat Lantai dari Bambu

Kami pernah ditawarin listrik oleh pemerintah tanpa membayar satu sen pun, kami menolaknya sejak tahun 1960 berkali-kali hingga terkahir tahun 2009. Seandainya Kampung Naga memakai listrik berarti namanya bukan Kampung Naga lagi....”mungkin sudah menjadi kampung rambutan”...!!! yang kami butuhkan adalah hanya minyak tanah, jelas yang kami butuhkan minyak tanah sebagai penerangan untuk belajar anak-anak kami, kami tak pernah melakukan demonstrasi untuk mendapatkan minyak tanah sewaktu kenaikan harga minyak tanah membumbung tinggi di tahun 2009, harga minyak tanah sampai Kampung Naga per/liter Rp. 10.000. kami menggunakan media cetak maupun elektronik untuk berbicara kepada pemerintah yang masih keliru. Apabila kami memakai listrik kami tidak bisa menikmati indahnya sinar rembulan disaat purnama itulah kami hidup bersama alam dan mensyukuri dari nikmatnya sebuah ciptaan tuhan yang sangat indah.

Tempat Mandi dan Kakus

Tempat Buang Air Besar

Kami juga menolak adanya Gas untuk memasak, kami memilih kayu sebagai bahan bakar untuk memasak, seharusnya pemerintah malu terhadap Kampung Naga, kami tidak pernah merusak Hutan disekeliling kami walaupun kami menggunakan bahan bakar kayu. Kami menjaga hutan karena sebagai Mata Air kehidupan kami, kami akan mewariskan mata air bukan air mata untuk anak cucu kami. Hutan mana yang tidak di rusak/rusak di negara indonesia ini, walupun sudah di jaga oleh polisi hutan, tapi hutan kami tidak pernah rusak walupun tidak ada yang manjaga seperti polisi hutan itu, hanya kami mempunyai Hukum Adat (ucapan “pamali” -bahasa sunda-/larangan) yang kami jaga. Tabu, pantangan atau pamali bagi masyarakat Kampung Naga masih dilaksanakan dengan patuh khususnya dalam kehidupan sehari-hari, terutama yang berkenaan dengan aktivitas kehidupannya, pantangan atau pamali merupakan ketentuan hukum yang tidak tertulis yang mereka junjung tinggi dan dipatuhi oleh setiap orang. Misalnya tata cara membangun dan bentuk rumah, letak, arah rumah, pakaian upacara, kesenian, menjaga hutan dan sebagainya.

Masjid/tempat ibadah

Merunut sejarah kita sudah legowo atas apa yang terjadi pada asal mula Kampung Naga ini, asal-usul kampung Naga kita kehilangan jejak, ada yang bilang bahwa Kampung Naga berasal dari Mataram dimana waktu prajurit mataram melawan batavia mereka singgah disini, akan tetapi ada juga yang bilang bahwa kami dari keturunan kewalian Syeh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati, seorang abdinya yang bernama Singaparana ditugasi untuk menyebarkan agama Islam ke sebelah Barat. Kemudian ia sampai ke daerah Neglasari yang sekarang menjadi Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya. Kami tidak mengiyakan dan juga menolaknya karena kami tidak mempunyai data, data-data kami musnah ketika DI/TII pimpinan Kartosuwiryo membakar kampung ini di tahun 1956. Buku-buku dan data-data mengenai Kampung Naga ini lenyap, kami hanya bisa merawat dan menjaga tradisi leluhur. Tapi kami ada sebelum islam masuk ke sini dilihat dari tradisi kami masih ada pengaruh budaya Hindu dan Budha, walupun kami menganut islam saat ini.

Alat Penumbuk Padi

Dapur/tempat memasak

Waktu sudah menampakan senjanya, saatnya saya dan Bapak Akmad Satori dan 2 temanya untuk menghaturkan pamit pulang ke tempatnya masing-masing, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Ade Suherlin Kapala Adat Kampung Naga yang memberi tauladan tentang ilmu Budaya, Toleransi, dan Alam.

Modern Moslem

Modern Moslem
wawasan religi modern